Dampak Negatif Teknologi Hambat Perkembangan Islam Wasathiyyah

DMI.OR.ID, BOGOR – Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. H. Joko Widodo, menyatakan bahwa konsep wasathiyyah Islam menghadapi berbagai macan tantangan akibat implikasi negatif dari perkembangan teknologi informasi saat ini.

“Ada perkembangan teknologi yang menggelisahkan. Perkembangan teknologi  sosial media (sosmed) yang meluas membawa implikasi sosial yang signiifkan, bisa mempermudah interaksi, bisa juga sosmed digunakan untuk menyebaluaskan ujaran kebencian, bahkan bisa menyebarkan radikalisme,” tutur Presiden Joko Widodo pada Selasa (1/5) pagi di Istana Bogor.

Tepatnya saat membuka secara resmi Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Cendekiawan Muslim Dunia Tentang Islam Wasathiyah atau High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasathiyyat Islam di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat. Informasi ini dikutip dari hasil ketik cepat jurnalis detik.com yang diterima dmi.or.id pada Selasa (1/5) pagi.

Kondisi ini, lanjutnya, menjadi tantangan bagi kita semua, ummat Islam, untuk mengembangkan Islam wasathiyyah.  Keterlibatan ulama pun penting sebagai pewaris Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam (SAW) dan obor (pencerah) bagi ummat Islam.

“Jika ulama bersatu dalam membumikan moderasi Islam, saya optimis poros wasathiyyah mampu memberikan arahan bagi dunia yang aman, damai, sejahtera dan berkeadilan, sebagai gerakan islam yang mewujudkan keadilan sosial,” jelasnya.

Presiden Joko Widodo pun mengungkapkan kegembiraannya karena Indonesia mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah penyelenggara KTT Islam Wasathiyyah ini.

“Saya menyambut gembira KTT yang dimulai pada hari ini. Indonesia menyambut gembira semnangat moderasi. Kami menyambut gembira forum KTT ini agar bisa berbagi pengalaman dalam mengembangkan toelransi, dalam mengembangkan musyawarah,” ungkapnya.

Lebh lanjut, Kepala Negara meyakini bahwa ummat Islam sepatutnya bersikap tawassuth, mengambil jalan tengah. “Kita dapat saling berbagi pengalaman melalui KTT ini, sembari mempelopori kemaslahatan umat manusia,” imbuhnya.

Konsultasi Tingkat Tinggi ini diselenggarakan oleh Kantor Utusuan Khusus Presiden (UKP) RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (DKAAP). Acara ini berlangsung pada Selasa (1/5) hingga Kamis (3/5) dan berlangsung di Hotel Novotel, kota Bogor.

Berdasarkan jadwal acara yang diterima DMI.OR.ID, kegiatan ini menghadirkan Imam Besar (Grand Syeikh) Al Azhar, Prof. Dr. H. Ahmad Muhammad Ath-Thayyib, selaku  narasumber dan pembicara utama dalam Konsultasi Tingkat Tinggi ini.

Pembicara utama lainnya ialah UKP RI untuk DKAAP, Prof. Dr. H. Muhammad Siradjuddin Syamsuddin, M.A., yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Hadir juga Presiden Forum Promosi Perdamaian Masyarakat Muslim, Prof. Dr. Abdullah bin Bayyah, yang juga Presiden Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional.

Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID., usai acara pembukaan KTT Islam Wasathiyyah, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh ulama dan cendekiawan Muslim yang hadir untuk mendirikan sholat dzuhur berjama’ah di Masjid Jami’ Baitussalam, Istana Bogor. Para ulama dan cendekiawan Muslim itu terdiri dari 50 peserta asal Indonesia dan 50 peserta dari negara-negara lainnya,

Adapun sholat dzuhur berjama’ah dipimpin oleh Imam Besar Masjidil Haram, Saleh Abdullah M. bin Himeid, yang juga hadir dalam Konsultasi Tingkat Tinggi ini. Usai sholat dzuhur, Presiden Jokowi lalu mengajak seluruh peserta konsultasi tingkat tinggi itu untuk santap siang bersama di Green Garden Cafe, Kebun Raya Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat.

Presiden Joko Widodo turut hadir dengan didampingi oleh Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Dra. Hj. Puan Maharani, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Hj. Retno Lestari Priansari Marsudi, S.I.P., L.L.M., Menteri Agama (Menag) RI, Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prof. Dr. Drs. H. Pratikno, M.Soc.Sc.

Seperti dikutip dari laman www.antaranews.com, Konsultasi Tingkat Tinggi ini secara khusus dihadiri oleh Wakil Presiden (Wapres) Republik Islam Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga, Dr. Masoumeh Ebtekar. Pasca pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo, Wapres Iran langsung menghadiri Pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi di Istana Kepresidenan Bogor.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :