DMI: Masjid Harus Menjadi Sumber Informasi dan Perencanaan Ekonomi

DMI.OR.ID, JAKARTA – Masjid di masa kini harus bisa menjadi sumber informasi, sekaligus menjadi sumber perencanaan dan pelaksanaan ekonomi bagi jama’ah masjid dan masyarakat di sekitarnya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), DR. H. Muhammad Jusuf Kalla, yang juga Waki Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) menyatakan hal itu pada Ahad (12/11) siang, saat memberikan sambutan dalam prosesi penutupan Muktamar VII DMI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.

Foto Muhammad Ibrahim Hamdani.

“Kalau 800 ribu masjid di Indonesia punya program untuk memakmurkan jamaah masjid dan masyarakat di sekitarnya, ini sungguh luar biasa. Bagaimana agar masjid itu menjadi sumber informasi? Bagaimana masjid menjadi sumber perencanaan dan pelaksanaan ekonomi di sekitarnya?,” tutur Wapres Kalla pada Ahad (12/11).

Untuk mewujudkan hal ini, lanjutnya, DMI perlu bekerjasama dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang besar. “Karena semua partai dan ormas Islam apa pun kumpulnya di dalam masjid,” imbuhnya.

Foto Muhammad Ibrahim Hamdani.

Menurutnya, pengurus DMI jangan hanya merasa bangga karena jumlah (kuantitas) masjid kita yang terbesar di dunia. “Tetapi kebanggaan kita haruslah terhadap kualitas dakwah di masjid yang telah kita laksanakan,” paparnya.

Dalam sambutan itu, Wapres Kalla juga menerima amanat dari seluruh peserta Muktamar VII DMI (lebih dari 1.100 peserta) untuk kembali menjadi Ketua Umum PP DMI Masa Khidmat 2017-2022. “Karena ini amanat, saya berterimakasih. Mengurus masjid itu hal yang penting untuk kita semua, karena ini amanat. Inti pokok dari kegiatan DMI ini ada di wilayah dan daerah,” ucapnya.

Wapres Kalla pun menceritakan pengalamannya saat kembali ke kampung halamannya di Watampone, Sulawesi Selatan (Sulsel). “Di sekitar rumah saya itu (Watampone), terdapat kira-kira tiga sampai empat masjid. Kalau kita masuk masjid, rasanya benar-benar syahdu (tenang),” jelasnya.

Namun, lanjutnya, suara azan dan pengajian dari masjid-masjid itu kadang-kadang saling double (suara ganda) dan bertabrakan. “Itu sebabnya, pengaturan suara akustik antar masjid yang berdekatan sangat penting,” ungkapnya.

Di mata Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini, masjid juga memiliki keistimewaan dibandingkan degan tempat-tempat ibadah agama lainnya. Tempat ibadah agama lain itu umumnya untuk sekte-sekte (aliran) tertentu, kalau masjid tidak. “Semua bisa sholat di masjid-masjid di manapun. Ini yang membedakan kita (ummat Islam) dengan agama-agama lainnya,” imbuhnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :