Gubernur Jateng Dukung Program Sertifikasi Tanah Waqaf Masjid

DMI.OR.ID, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), H. Ganjar Pranowo, S.H., menegaskan dukungannya terhadap program sertifikasi tanah waqaf masjid yang saat ini sedang dilaksanakan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI), khususnya Pimpinan Wilayah (PW) DMI Jawa Tengah.

“Terkait program sertifikasi tanah waqaf masjid, saya setuju. Termasuk persoalan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bagi masjid-masjid Jami’, Agung, dan Raya. Apapun jenis masjidnya, semua itu bangunan untuk ummat. Program ini keren,” tutur Gubernur Ganjar pada Ahad (27/12) siang.

Tepatnya, saat memberikan sambutan dalam pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) IV DMI Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang. Kegiatan ini mengambil tema Optimalisasi Peran dan Fungsi Masjid dalam Pemberdayaan Umat.

Ia pun mencontohkan permasalahan sertifikasi tanah waqaf yang dialami Masjid Besar Kauman Semarang. Padahal, pengurus Masjid Kauman itu punya akses langsung ke dua orang menteri agama. “Namun, hingga kini permasalahan itu belum selesai. Mengapa bisa seperti itu?” paparnya.

Gubernur Ganjar pun pernah mencoba mempertemukan berbagai pihak yang terkait permasalahan sertifikasi tanah waqaf Masjid Besar Kauman Semarang, tetapi belum bisa selesai dengan tuntas.

Ia juga menginstruksikan kepala dinas dan pejabat yang terkait dengan sertifikasi tanah waqaf masjid untuk segera mengecek dan menindaklanjuti program DMI ini.

“Besok pagi, Senin (28/12), saya perintahkan kepla dinas dan staff untuk mengecek semua hal terkait pengelolaan (tata kelola) sertifikasi tanah waqaf masjid. Seperti apa sistem pengelolaannya? Apakah sudah akuntabel dan transparan? Harapan saya, hal ini bisa membantu DMI,” ungkap Gubernur Ganjar.

Menurut mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, sekarang masjid sudah mulai bersifat inklusif dalam berbagai hal.

Beberapa masjid juga sudah menjadi desinasi wisata dan tempat diskusi politik ummat. “Sebagai sesama Muslim, kita bicara soal politik nasional di dalam masjid tentu tidak apa-apa,” paparnya.

Gubernur Ganjar pun berharap agar para pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dapat menjadikan masjid ini sebagai media untuk menyelesaikan berbagai konflik dan persoalan diantara sesama Muslim dan bangsa Indonesia.

“Kehadiran masjid hendaknya tidak hanya fisik saja, tetapi perlu ada ruh di dalam fisik itu, agar Islam benar-benar menjadi Rahmatan lil A’lamin,” pungkasnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

 

Bagikan ke :