Kiai Masdar: Jangan Ada Dikotomi Antara Bisnis dan Syari’at Islam

DMI.OR.ID, JAKARTA – Aktivitas bisnis dan perekonomian tidak dapat dipisahkan dari syari’at Islam. Jangan ada dikotomi antara aktivitas bisnis dengan ibadah dalam agama Islam. Selama ini, ada kesan seolah-olah aktivitas bisnis terpisah dari syari’at Islam karena sering bersentuhan dengan hal-hal yang kotor (haram) dan tidak jelas (syubhat).

Wakil Ketua Umum (Waketum) Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si, menyatakan hal itu pada Rabu (10/6) malam di Balai Kartini, Jakarta. Tepatnya, saat memberikan kata sambutan dalam kegiatan Gerakan Cinta Masjid Menuju Pribadi Hasanah pada Rabu (10/6) malam.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Baitulmaal Muamalat (BMM) bekerjasama dengan Bank Muamalat dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Tepatnya, untuk menyambut bulan suci Ramadhan sekaligus meningkatkan kualitas masjid-masjid di Indonesia.

“Ummat Islam masih sangat lemah di bidang ekonomi, sehingga lemah pula di bidang sosial, politik dan budaya. Kelompok atau organisasi yang menguasai perekonomian akan diikuti (ta’addud) oleh orang lain. Mereka pun akan berkuasa di bidang politik, sosial, budaya dan lain-lain,” tutur Kiai Masdar.

Bahkan dalam Kitab Suci Al-Qur’an, lanjutnya, Allah SWT menyebut dirinya sebagai Tuhan yang Maha Kuasa karena seluruh alam semesta dan kandungan yang ada di dalamnya adalah milik Allah SWT. Seharusnya, ummat Islam mengamalkan ayat Al-Qur’an ini dengan cara menguasai perekonomian di dunia.

Kiai Masdar pun mengakui dunia bisnis sangat identik dengan hal-hal yang kotor (haram) dan tidak jelas (syubhat), namun Allah Maha Adil karena justru dari dunia bisnis inilah pintu-pintu rezeki bagi manusia terbuka lebar.

“Bahkan dalam salah satu hadist qudsi, Nabi Muhammad SAW bersabda sembilan dari sepuluh pintu rezeki manusia datang dari bisnis atau sektor perdagangan. Hal ini berbeda dengan sektor pertanian atau agraris yang jauh lebih bersih dan jelas, namun pintu rezekinya sedikit,” papar Kiai Masdar.

Menurutnya, keterlibatan DMI dalam kegiatan Gerakan Cinta Masjid bersama Bank Muamalat dan BMM adalah tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesapahaman (MoU) antara DMI dengan Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo).

Acara ini juga dihadiri oleh Direktur Keuangan dan Operasional Bank Muamalat, Hendiarto, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko Bank Muamalat, Evi Alfiatin, serta Direktur Eksekutif Bank Muamalat Indonesia, Iwan Agustiawan Fuad. Ketiganya juga turut meresmikan Gerakan Cinta Masjid ini. Acara ini juga dihadiri ratusan nasabah prima Bank Muamalat se-Jabodetabek.

Duta BMM, Ustadz H. Subki AlBughury, juga hadir dan memberikan taushiyah dalam acara yang dipandu presenter fenomenal, Syahrul Gunawan. Acara dibuka dengan penampilan tujuh anak laki-laki yang menumandangkan adzan atau dikenal grup Adzan Pitu. VokalisTeddy dari grup musik Snada juga melantunkan satu lagu yang merujuk ayat suci Al-Qur’an.

Tidak ketinggalan penyanyi nasyid fenomenal, Opick, yang dengan syahdu menyanyikan lagu “Tombo Ati”. Acara peluncuran ini berlangsung meriah dan mendapat sambutan antusias para hadirin. Dalam kegiatan selama 3 jam ini, BMM berhasil mengumpulkan donasi dari nasabah Prima Bank Muamalat dan publik sebesar lebih dari Rp 85 juta untuk Dana Cinta Masjid.

Hadir pula Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang telah menerima bantuan BMM dalam program pemberdayaan ekonomi berbasis masjid dalam acara ini.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :