Kyai Masdar: Politisi Harus Hindari Sifat Allah, Wahdahu laa Syarikalah

DMI.OR.ID, JAKARTA – Para politisi sering sekali merasa tidak ingin disaingi oleh orang lain, merasa jabatannya paling tinggi serta paling berkuasa dibandingkan politisi lainnya. Mereka merasa paling benar sendiri sehingga anti kritik. Padahal sifat seperti ini sejatinya hanya milik Allah SWT, wahdahu laa syarikalah, tidak ada sekutu bagi Allah SWT.

Wakil Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., menyatakan hal itu pada Senin (27/3) pagi, saat memberikan sambutan mauidzoh hasanah (taushiyah) dalam acara Pembukaan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II DMI Provinsi DKI  Jakarta, bertempat di Gedung Balai Kota Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.

Kegiatan ini berlangsung sejak Senin (27/3) hingga Rabu (29/3) di pulau Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Adapun tema yang diangkat ialah: Melalui Rakerwil DMI DKI Jakarta II Tahun 2017, Kita Tingkatkan Konsolidasi dan Kinerja Organisasi.

“Ummat Islam terlalu menekankan kegiatan politiknya daripada gerakan riil ekonomi ummat. Hal ini membuat konflik begitu banyak terjadi di Dunia Islam. Dari Maroko sampai Afrika Tengah, banyak yang rontok satu per satu karena faktor politik. Apalagi banyak politisi yang dihinggapi sifat wahdahu laa syarikalah sehingga mempertuhankan diri sendiri,” tutur Kyai Masdar pada Senin (27/3) pagi.

Padahal, lanjutnya, sejatinya hanya Allah SWT yang paling berhak memiliki sifat wahdahu laa syarikalah, bukan makhluk ciptaannya seperti manusia. Mereka sering merasa tinggi, anti kritik, harus ditaati dan paling berkuasa sehingga secara tidak sadar telah mempertuhankan diri sendiri.

“Akibat sifat wahdahu laa syarikalah ini, ummat Islam ditimpa kehinaan dan tidak mampu menjadi khoiru ummah, sebaik-baiknya ummat di dunia ini. Apalagi ummat Islam tidak memiliki kekuatan yang nyata karena melupakan gerakan riil ekonomi umat,” ungkap Kyai Masdar yang juga Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Menurutnya, bangsa Indonesia, khususnya ummat Islam, harus memiliki keunggulan ekonomi agar menjadi bangsa yang disegani dan ditaati bangsa-bangsa lain. ummat Islam terlalu menekankan kegiatan politik sehingga melupakan gerakan riil ekonomi ummat. “Akibatnya, ummat ditimpa kehinaan dan mudah didikte oleh ummat lain dan bangsa asing,”  ucapnya.

“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.  Ekonomi kita harus kuat. Saat ini, semua negara adidaya adalah yang memilikil kekuatan ekonomi. Mari Tampilkan Islam yang ya’lu wala yu’la alaih. Islam itu tinggi (mulia) dan tidak ada yang lebih tinggi dari padanya,” jelas Kyai Masdar yang juga Komisioner Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) itu.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKi Jakarta, Dr. H. Saefullah, M.Pd., dan pemberian kata sambutan oleh Ketua PW DMI Provinsi DKI Jakarta, Drs. KH. Makmun Al-Ayyubi.

Acara yang berlangsung dengan khidmat ini dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, dan lagu kebangsaan Indtonesia Raya, serta dihadiri oleh puluhan peserta Rakerwil II DMI DKI Jakarta.

Acara ini didukung oleh PT. TOA Galva Prima, Tbk, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, dan PT. Telkom, Tbk,  selaku mitra pendukung aplikasi android DMI.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :