Pemerintah Mulai Pembangunan Indonesian Islamic Centre di Afghanistan

DMI.OR.ID, JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia (RI) telah memulai pembangunan Indonesian Islamic Centre (IIC) di Gedung Fatiha, sekitar 500 meter dari lokasi pembangunan Masjid Ahmad Shah Baba Mina di Kabul, Afghanistan. Masjid ini terlebih dahulu dibangun sejak 2014 lalu.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, H.E. Dra. Hj. Retno Lestari Priansari Marsudi, S.I.P., L.L.M., menyatakan hal ini dalam konferensi pers usai pertemuan bilateral dengan Wakil Menlu Afghanistan, H.E. Salahuddin Rabbani, pada Ahad (6/3).

Tepatnya, disela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) V Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang diselengarakan di Jakarta.

“Indonesian Islamic Center adalah salah satu ikon persahabatan Indonesia-Afghanistan serta simbol untuk menyebarkan pesan Islam yang rahmatan lil alamin,” tutur Menlu Retno seperti dikutip dari www.antaranews.com

Menlu Retno pun berharap agar pembangunan IIC ini dapat mendukung proses perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan.

“Harapannya, pembangunan IIC ini dapat mendorong kerja sama akademisi Islam dan ulama di kedua negara untuk mempromosikan pemahaman Islam moderat,” papar Menlu Retno.

Dalam pertemuan bilateral ini, Menlu Retno juga menyatakan kedua negara sepakat melanjutkan kerja sama pelatihan diplomat. Kedua negara juga menandatangani Nota Kesepahaman tentang program ini.

“Ini bukan kerja sama baru karena selama ini kita telah melatih banyak diplomat Afghanistan di Indonesia,” paparnya.

Sejak 2001, lanjutnya, Indonesia dan Afghanistan telah memiliki 44 program kerja sama pelatihan sumber daya manusia (sdm) dengan cakupan 353 peserta, mulai dari anggota kepolisian hingga diplomat.

“Indonesia juga mengundang Afghanistan untuk menghadiri konferensi internasional tingkat menteri “Bali Process” pada Maret 2016. Pertemuan ini akan membahas masalah penyelundupan dan perdagangan manusia serta kejahatan transnasional,” jelasnya.

Sementara Menlu Afghanistan, Salahuddin Rabbani, memberikan apresiasi terhadap Pemerintah Indonesia yang telah membantu terselenggaranya KTT-LB V OKI.

KTT ini mengangkat tema: Bersatu untuk Solusi yang Berkeadilan“, dengan fokus penyelesaian Isu Palestina dan Al Quds Al Syarif.

“KTT ini sangat penting untuk membangun persatuan dan solidaritas negara-negara Islam demi kemerdekaan Palestina,” tegas Salahuddin.

dalam siaran pers yang diterima DMI.OR.ID, Afghanistan dan Indonesia memiliki kerja sama di bidang ekonomi dengan nilai perdagangan bilateral mencapai 35,56 juta dolar AS pada 2015. Sedangkan pada 2014 nilai perdagangannya mencapai 77,62 juta US$.

Kedua negara juga memiliki hubungan erat dalam hal penanganan isu migrasi irregular (migrasi tak teratur), termasuk isu pencari suaka dan pengungsi.

Afghanistan  pun telah berpartisipasi dalam pertemuan BRMC ke-5 pada 2 April 2013. Negara ini juga terlibat dalam pertemuan “Jakarta Declaration Roundtable Meeting on Addressing the Root Causes of Irregular Movements of Persons” pada 27-28 November 2015 di Jakarta

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :