RI Pererat Hubungan Diplomatik dengan Negara-Negara Oceania

RI Pererat Hubungan Diplomatik dengan Negara-Negara Oceania

DMINEWS, JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia (RI) berupaya mempererat dan meningkatkan hubungan diplomatik dengan negara-negara di kawasan Oceania. Misalnya dengan Republik Kepulauan Fiji, Republik Vanuatu, Republik Kepulauan Solomon dan Papua New Guinea.

Hal ini terbukti dengan pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Lestari Priansari Marsudi, dengan beberapa Menlu dari negara-negara Oceania. Pertemuan bilateral itu berlangsung di sela-sela acara Senior Official Meeting (SOM) Peringatan ke-60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Ahad (19/4).

Menlu-menlu yang melangsungkan pertemuan bilateral itu, antara lain Menlu Papua Nugini (PNG), H.E. Rimbink Pato, Menlu Kepulauan Fiji,  HE. Ratu Inoke Kabuabola, Menlu Vanuatu, H.E. Meltel Sato Kilman Livtunvanu, dan Menlu Kepulauan Solomon, H.E. Peter Shanel Agovaka.

Bahkan Pemerintah RI telah membuat kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (South-south Cooperation) dan Kerja Sama Triangular (Triangular Cooperation) untuk memperat hubungan bilateral dan regional dalam berbagai bidang pembangunan, termasuk dengan negara-negara Oceania.

Terkait dengan Peringatan ke-60 Tahun KAA di Bandung dan Jakarta ini, Pemerintah RI juga berupaya memperluas hubungan kemitraan strategis negara-negara KAA dengan kawasan lainnya dalam kerangka New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP).

Menlu Papua Nugini, H.E. Rimbink Pato, menawarkan kepada Indonesia untuk bergabung dalam keanggotaan Melanesian Spearhead Group (MSG).

“Kami siap menjadi penghubung Indonesia dengan negara-negara di Kepulauan Pasifik Selatan serta membantu Indonesia masuk dalam keanggotaan MSG,” tutur Menlu Rimbink Pato pada Ahad (19/4), usai pertemuan bilateral Menlu RI-PNG di JCC, Jakarta, seperti dikutip http://international.metrotvnews.com

Papua Nugini, lanjutnya, memiliki perbatasan darat yang luas dengan Indonesia. Jika Indonesia bergabung dalam MSG, akan menjadi sangat baik jika Indonesi bergabung.

Menurutnya, posisi Indonesia sebagai bagian dari MSG, secara substantif sangat jelas. Etnis melanesia di Indonesia mencapai 11 juta orang. Mereka tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

“Jika ada aplikasi baru (untuk MSG), harus representatif bagi etnis Melanesia di Indonesia. Hal itu adalah keputusan para petinggi MSG,” papar Pato.

Sedangkan Menlu Vanuatu, H.E. Meltel Sato Kilman Livtunvanu, menyatakan Vanuatu sangat ingin membuka Kedutaan Besar (Kedubes) di Indonesia.

“Kami berharap kedutaan besar Vanuatu akan dibuka secepatnya. Jadi, kerjasama Indonesia dan Vanuatu akan semakin erat,” papar Livtunvanu dalam konferensi pers bersama Menlu RI, Retno Marsudi pada Ahad (19/4) di JCC, Jakarta, seperti dikutip laman http://dunia.news.viva.co.id

Livtunvanu pun mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah dan Rakyat Indonesia atas dukungan besar yang diberikan kepada Vanuatu setelah mereka dihantai badai Topan Pam.

 

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Keterangan: Konferensi Pers Menlu RI, H.E. Retno LP Marsudi dan Menlu PNG, H.E. Rimbink Pato.

Bagikan ke :