Wapres Kalla: Cegah Ketidakadilan Ekonomi dan Makmurkan Jama’ah Masjid

DMI.OR.ID, JAKARTA – Jamaah dan masyarakat di sekitar masjid harus bisa hidup makmur. JIka hal ini tidak tercapai, maka dapat memicu ketidakadilan ekonomi. Bahkan perjuangan Islam yang pertama kali di Indonesia justru gerakan ekonomi. Misalnya Sarekat Dagang Islam (SDI). Jadi perlu ada pengembangan ekonomi berbasis masjid.

Wakil Presiden (Wapres) RI, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, menjelaskan hal itu pada Senin (20/5) petang. Tepatnya saat memberikan kata sambutan dalam Buka Puasa (Ifthar) Bersama dengan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dan Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Istana Wapres RI, Jakarta.

“Kalau masyarakat di sekitar masjid tidak makmur, maka bisa memicu ketidakadilan ekonomi. Perlu ada pengembangan ekonomi umat berbasis masjid. Bahkan perjuangan Islam yang pertama di Indonesia itu justru gerakan ekonomi. Misalnya SDI,” paparnya.

Wapres Kalla pun secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Ketua PP DMI, Dr. Maria Ulfah Anshor, M.Si., yang telah menginisiasi Gerakan Nasional (Gernas) Sejuta Masjid Ramah Anak (GERNAS) DMI. “Terima kasih atas inisiatif Bu Maria Ulfah untuk menjadikan masjid dan lingkungannya bersifat ramah anak,” ucapnya.

Menurutnya, seiring perkembangan zaman, masjid saat ini tidak sekedar ramah anak, tetapi juga ramah perempuan. MIsalnya, kalau dulu jama’ah perempuan selalu dibelakang jama’ah laki-laki, kini di sejumlah masjid dapat berdampingan shaf-nya, antara jama’ah laki-laki dan jama’ah perempuan.

“Apalagi kini, terdapat sedikitnya 4.000 fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di berbagai masjid di Indonesia atas kerjasama DMI dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Terima kasih Mendikbud, Pak Muhadjir,” ungkap Wapres Kalla yang juga Ketua Umum PP DMI.

Tantangan sekarang, lanjutnya, ialah bagaimana agar pengurus masjid dapat membuat anak-anak nyaman dan aman beraktifitas di masjid. “Bagaimana agar anak-anak dekat dengan masjid?” ujarnya.

“Perlu ada percontohan dahulu untuk program masjid ramah anak pada 10 masjid di 10 provinsi berbeda. Kita harus jaga hubungan baik dengan berbagai pihak. Fungsi PAUD itu penting untuk mengisi kekosongan aktivitas di masjid sejak pagi hingga adzan dzuhur,” jelasnya.

Sejak masa Rasulullah Muhammad Shallallahu A’alaihi Wassallam (SAW), tuturnya, masjid telah memiliki peran dan fungsi sosial yang penting bagi umat Islam. “Karena itu, sangat penting untuk memakmurkan dan dimakmurkan masjid,” tegasnya.

Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, acara berlanjut dengan pemberian mauizhotil hasanah (ceramah agama) oleh Prof. Dr. Anre Gurutta H. Muhammad Quraish Shihab, M.A., hingga waktu adzan maghrib dan berbuka puasa. Acara ini dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Beberapa diantaranya ialah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) RI, Drs. H. Syafruddin, M.Si.,  yang juga Wakil Ketua Umum PP DMI. Hadir juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Prof. Dr. H. Muhajir Effendy, M.A.P., dan Menteri Agama (Menag) RI, Drs. H. Lukman Hakim Syaifuddin.

Hadir pula Menteri PPPA RI, Prof. Yohana Susana Yembise, Dip.Apling, M.A., Ph.D., serta Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, Dr. H. Sofyan Abdul Djalil, S.H., M.A., M.A.L.D., yang juga Ketua PP DMI, serta Direktur Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes., yang juga Ketua PP DMI.

Turut hadir Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Reformasi Birokrasi, Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A., C.B.E., yang juga Anggota Majelis Pakar PP DMI.

 

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :