Wapres Kalla: Indonesia Harus Menjadi Negara Bermartabat

DMI.OR.ID, MATARAM – Indonesia harus menjadi negara yang berdaulat di bidang politik, unggul di bidang budaya dan mandiri di bidang ekonomi. Jika tiga hal itu dapat tercapai secara optimal, maka Indonesia akan bermartabat secara lengkap.

Wakil Presiden (Wapres) RI, DR. H. Muhammad Jusuf Kalla, menyatakan hal itu pada Sabtu (12/12), saat membuka acara Muktamar VI dan Milad ke-25 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang berlangsung di Universitas Mataram, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Bermartabat bukan hanya di bidang politik, tapi martabat baru lengkap kalau tercapai tiga hal, yaitu berdaulat di bidang politik, unggul di bidang budaya, dan mandiri di bidang ekonomi,” tutur Wapres Kalla pada Sabtu (12/12).

Menurut Wapres, ICMI lahir dari kegelisahan yang dipelopori oleh kalangan mahasiswa Muslim pada 7 Desember 1990 silam, bertempat di Malang, Jawa Timur. Saat itu, mereka ingin mengingatkan publik tentang pentingnya persatuan dan kesatuan diantara kaum terpelajar umat.

“Ketika itu, dua istilah yang akan digunakan ialah sarjana atau cendekiawan, namun akhirnya dipilih cendekiawan karena memiliki makna yang lebih tinggi dan lebih luas. Jadi, gelar tidak dibutuhkan tetapi lebih diperhatikan bobot,” papar Wapres Kalla.

Wapres Kalla yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu juga berpendapat publik harus memaklumi perbedaan kondisi yang ada saat itu dengan situasi sosial dan politik pada masa kini. 

“Perbedaan itu terjadi karena di masa Orde Baru, Presiden Soeharto benar-benar menekankan martabat Indonesia dalam pertumbuhan perekonomian yang tinggi, pemerataan ekonomi ke seluruh wilayah, dan stabilitas sosial-poltik yang terjaga,” jelasnya.

Meskipun berbeda, ungkapnya, saat ini ummat Islam sangat penting memiliki prinsip yang sama untuk meningkatkan semangat ke-Islaman dalam mencapai cita-cita bangsa. Ia pun menekankan pentingnya penyebaran pemikiran moderat dan perlunya memahami pemikiran moderat ICMI.

“Dalam bidang politik saat ini, tidak ada lagi perbedaan antara partai Islam dan partai nasional karena para pemimpin partainya telah menunaikan ibadah haji,” tegasnya.

Wapres juga memberi contoh lainnya berupa identitas ke-Islaman yang saat ini tidak lagi diragukan kemunculannya. “Sekarang, jilbab bagi mahasiswi tidak hanya terbatas ada di institut agama, tetapi juga telah tersebar luas di seluruh lembaga pendidikan negeri di tanah air,” ungkapnya.

Dalam kegiatan ini, dilakukan pula penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Yayasan Abdi Bangsa dengan Geraka Guru Berkualitas ICMI.

MoU ini bertujuan meningkatkan mutu guru di sekloah-sekolah agama dan guru-guru agama di sekolah umum yang penghasilannya tidak mencukupi biaya hidupnya.

Muktamar VI ICMI ini berlangsung selama tiga hari, Sejak Jumat (11/12) hingga Ahad (13/12) dengan agenda Pembuatan Peta Jalan Menuju Indonesia yang Lebih Bermartabat. 

Sumber: Antara/ Republika

Bagikan ke :